Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menyatakan wacana koalisi besar parpol mungkin saja terjadi apabila dua ketum Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, yakni Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto sepakat.
“Apakah ini koalisi akan dilebur atau tidak nanti tergantung ketum-ketum partai,” kata Jazilul pada wartawan, Senin (3/4/2022).
Meski demikian, pihaknya mengaku setuju penggabungan kolisi dengan syarat Cak Imin menjadi capresnya.
“Setuju saja koalisi besar asal Pak Muhaimin presidennya. Ya karena itu yang menjadi tugas kami sebagai Waketum, bappilu pkb, kalau itu diterima, ayok, dibicarakan, itu lebih baik,” kata dia.
Menurut Jazilul sebelum terbentuk koalisi besar, pasti ada kesepakatan bersama agar masing-masing parpol bisa menaikkan elektablitas.
“Karena apa? Karena masing-masing partai saya yakin, punya motif dan punya keinginan untuk menjaga elektoralnya di pemilu 2024, sekaligus menempatkan kadernya di pasangan calon presiden dan calon wakil presiden,” pungkasnya.
Sebelumnya, Jazilul menyatakan wacana koalisi besar di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak mungkin terwujud.
Apalagi, kataJazilul, saat ini telah terbentuk beberapa koalisi kecil.
“Enggak mungkin kelihatannya sih kalau lihat dari hasil survei, dalam realita koalisi-koalisi yang ada,” ucap Jazilul di kompleks parlemen Senayan, Jumat (31/3/2023).
Menurut Jazilul, masyarakat lebih senang jika pilpres diikuti lebih banyak kontestan, daripada hanya dua paslon. Sebabc banyaknya pslon membuat lebih banyak tim atau masyarakat yang ikut terlibat.
Jazilul menyebut justru para elite parpol yang ingin hanya ada dua poros koalisi atau paslon.
“Kalau lebih sedikit itu keinginan elite, maunya dua itu elite tuh. Kalau rakyat, empat bagus, karena apa? Mau pesta. Karena apa? Semua mau terlibat partisipasi. Kalau ada empat capres, koalisi berarti kan ada empat tim sukses tuh, semua terlibat,” kata Jazilul.